Garam, Musuh Atau Sahabat Bagi Tubuh?
Sumber: www.indushealthplus.com

Gizi & Nutrisi / 6 May 2013

Kalangan Sendiri

Garam, Musuh Atau Sahabat Bagi Tubuh?

Puji Astuti Official Writer
11414

Garam sering disebut sebagai biang keladi berbagai masalah kesehatan, seperti darah tinggi dan juga masalah jantung. Bahkan Amerika telah membuat gerakan untuk mengurangi konsumsi garam secara nasional. Namun sebelum beramai-ramai memusuhi garam, mari kita menanyakan beberapa hal terlebih dahulu.

Apakah kita bisa hidup tanpa garam? Tidak!

Garam sangat penting bagi kesehatan. Sel-sel tubuh kita membutuhkan garam untuk bisa berfungsi seperti mempertahankan fungsi otot dan hidrasi, itu sebabnya mengapa minuman pelepas lelah setelah olahraga mengandung sodium.

Kita terus kehilangan sodium saat berkeringat dan membuang urin, dan jika kita tidak menggantinya dengan minum air dan sodium, maka tekanan darah kita bisa turun drastis dan membuat pusing-pusing.

"Sodium berfungsi seperti spons yang membantu menahan cairan dalam darah," jelas Rikki Keen, R.D., seorang instrukr dietetics dan nutrisi di Universitas of Alaska.

Garam, yaitu sodium clorida atau natrium clorida bukan sekedar membuat sedap makanan saja, tetapi tanpa mengkonsumsi garam sama sekali seseorang dapat mati.

Apakah saya perlu sangat berhati-hati menakar asupan garam? Belum tentu

Jika Anda darah tinggi tentu disarankan mengurangi konsumsi garam. Mekanismenya jelas: Sodium menyebabkan darah Anda mengandung banyak air, sehingga membuat jantung Anda memompa lebih keras dan membuat tekanan darah meningkat.

Namun jika Anda dalam keadaan sehat, kedokteran merekomendasikan untuk mereka yang berusia 14 tahun ke atas mengkonsumsi garam tidak lebih dari 2.300 miligram atau sekitar satu sendok teh garam.  Sedangkan batas bawahnya adalah 1.500 miligram atau setengah sendok teh, bagi mereka yang sudah paruh baya atau berusia lanjut, termasuk yang mengalami sakit ginjal, darah tinggi dan diabetes.

Namun jika Anda berniat diet garam harus berhati-hati, menurut Journal of Hypertention, mereka yang mengurangi konsumsi sodium sekitar 1000 miligram mengalami darah rendah, detak jantungnya lebih tinggi dan penurunan sensitivitas insulin yang dapat meningkatkan resiko diabetes. Oleh karenanya, banyak ahli belum satu suara apakah mengurangi konsumsi garam baik atau tidak. Pesan pentingnya adalah garam bukanlah satu-satunya faktor penyebab naiknya tekanan darah, obesitas juga memberi kontribusi.

Yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan makanan olahan mengandung garam yang tinggi. Tubuh manusia menyeimbangkan jumlah natrium dengan potassium. Perbandingan sodium dan potasium erat kaitannya untuk menyetabilkan tekanan darah. Namun sayangnya makanan olahan saat ini tidak memiliki kandungan potassium yang cukup. Untuk itu disarankan untuk mendapatkannya dari buah dan sayuran segar.

Jadi ingatlah bahwa garam itu baik untuk tubuh, dan makanan yang diolah sendiri dengan bubuhan garam masih tergolong sehat. Karena menurut penelitian kontribusi garam melalui makanan yang dimasak sendiri hanya 12 persen, sedangkan makanan restoran dan olahan memberikan kontribusi sebesar 77 persen. Anda ingin sehat? Jangan malas untuk memasak sendiri dan kurangi jajan. Sehat ditubuh, dan sehat dikantong juga loh..

Baca juga artikel lainnya :

Perjanjian Garam

Jadi Asin Itu Asik

Kristen Malaysia Protes Iklan Politik "Rumah Allah"

Hal Unik yang Terjadi Saat Demo Buruh

Sumber : Menshealt.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami